Kamis, 30 Juli 2020

,

Panduan menulis skenario film

Produksi film - Pexels

Skenario film adalah script yang berisi referensi untuk mempermudah proses produksi sebuah film, tanpa skenario film tentu proses produksi film akan sulit untuk dilakukan, karena tidak ada referensi bagi penulis storyboard, tidak ada referensi bagi sutradara, kru, dan aktor untuk memikirkan seperti apa reka adegan, dialog, dan ekspresi untuk pengambilan video, kapan harus berpindah ke adegan lain.

Begitu juga format penulisan skenario film, dirancang untuk mempermudah proses produksi film, tulisan harus dibuat sejelas mungkin, oleh karena itu pada kesemparan kali ini saya akan mengulas panduan menulis skenario film, tetapi sebelum itu kita harus menemukan cerita apa yang akan kita jadikan film, lalu menuliskannya dalam format skript film.

Pertama, Mulailah dengan ide

Kamu bisa mendapat ide dimana saja, baik di lingkungan sekitar rumahmu, atau menonton berita di televisi, membaca berita di situs online atau artikel di dalam majalah dan sosial media, kamu bisa mengangkat cerita sederhana disana, jika kamu melihat berita tentang “penyebaran virus korona” cobalah membayangkan ide cerita tentang virus, jika kamu membaca berita tentang “korupsi” cobalah membayangkan ide cerita tentang korupsi.

Kedua, Tentukan Genre

Setelah mendapat ide, mulailah pikirkan genre, kita coba gunakan ide cerita tentang virus, dan cerita seperti apa yang cocok tentang virus pada masing-masing genre, contohnya : cerita virus genre melodrama, cerita virus genre sci-fi, cerita virus genre action, cerita virus genre fantasi, dan cerita virus dari berbagai genre.

Ketiga, Kembangkan Ide Cerita

Setelah menemukan formula ide dan genre, mulailah mengembangkan ide, contohnya jika kamu memutuskan membuat cerita tentang virus genre melodrama kamu bisa membuat premis cerita  “seorang perawat jatuh cinta pada pasien yang terinsfeksi virus” lalu kembangkan ide cerita itu.

Atau virus genre sci-fi, “virus menginfeksi warga di sebuah kota, dan virus itu merubah warga kota menjadi kuat”

Bisa juga memertimbangkan menggabungkan unsur-unsur genre seperti sci-fi dan action, atau fantasi dan komedi serta genre-genre yang lain untuk membuat cerita semakin menarik, contohnya premis cerita tentang virus genre sci-fi tadi kita tambakan action, “virus menginfeksi warga di sebuah kota, dan virus itu merubah warga menjadi kuat, lalu semua warga saling berkelahi dan kita fokus pada perjuangan seorang pria berkelahi dan bertahan hidup disana.

Keempat, Buat kerangka script

Selanjutnya buatlah garis besar cerita secara kasar; bagaimana cerita itu dimulai, lalu awal mula konflik di mulai, memuncak, mereda dan akhir dari cerita, setelah itu susun kerangka adegan-adegan penting apa saja pada tiap garis besar cerita, berusahalah untuk membuat kerangka itu semakin merinci.

Kamu juga bisa mulai memikirkan tokoh di dalam cerita, dengan melekatkan keperibadian kepada tokoh, ada cara sederhana untuk penokohonan, kamu bisa menggunakan zodiak atau Myers Brings Type Indikator (MBTI) seperti contohnya, banyak karakter ilmuwan di dalam film memiliki keperibadian INTJ dan INTP, tokoh pemimpin digambarkan sebagai seorang ENTJ, cobalah mempelajari tipe keperibadian masing-masing zodiak atau MBTI.

Menulis Script

Pertimbangkan menggunakan software seperti Celtx untuk menulis skenario film, tetapi jika ingin menulisnya di Microsoft Word, itu tidak masalah, kita hanya perlu mengetahui masing-masing margin untuk penempatan penulisan transisi, dialog, dan lainnya.

Dalam menulis script, maka kita harus menulisnya secara berurutan, dimulai dari :

  •          Setting cerita

Gunakan INT (untuk adegan di dalam ruangan) dan EXT (untuk di luar ruangan), sebagai contoh kita gunakan penggalan dari script film InterstallarEXT. LADANG PERTANIAN MR. COPER – PAGIINT. DAPUR, RUMAH KEBUN – PAGI

semuanya ditulis dengan huruf besar, pemberian (titik) setelah EXT/INT lalu dilanjutkan lokasi baik umum (LADANG PERTANIAN MR.COPER), atau spesifik dengan menggunakan koma (DAPUR, RUMAH KEBUN) dan diakhiri dengan Strip (-) lalu waktu dari setting cerita.

  •          Aksi

Setelah setting cerita, tulislah aksi apa yang akan direkam oleh kamera, karena yang diambil adalah aksi, maka upayakan untuk tidak menulis prosa seperti “ tuan coper sakit hati dan kecewa lalu memutuskan merenungkan kehidupannya”, jika kita menulis novel, hal itu adalah wajar, tapi dalam penulisan skenario, tulislah apa yang bisa direkam oleh kamera seperti deskripsi pakaian yang digunakan dan aksi yang dilakukan, buatlah sesingkat dan sepadat mungkin, sisanya biarlah dialog yang menunjukan.

  •          Nama, Dialog & Ekspresi

Nama selalu di tulis di margin tengah, digunakan ketika pemeran akan berdialog/berbicara.

Dialog ditulis di margin pertengan antara margin kiri menuju tengah, kamu juga bisa menambakan ekspresi atau aksen bicara dengan menggunakan ( ….) misalnya ( terkejut), (serius), (aksen british) dan lainnya. Kamu bisa letakan itu dibawah skenario ataupun diantara dialog dan akhir dialog.

  •          Text

Ketika dalam sebuah percakapan, terjadi sebuah aksi, maka kita bisa menyisipkan text diantara dialog, jadi aksi tidak hanya ditulis setelah setting latar, namun bisa diantara dialog.

  •          Transisi

Transisi adalah peralihan antara scene atau setting cerita, penggunaan transisi umumnya memakai “CUT TO :” yang ditulis di margin sebelah kanan script skenario film untuk perubahan mendadak sebuah scene ke scene lainnya, ada juga “FADE IN” serta “FADE OUT” yang biasa digunakan untuk membuka sebuah film dan mengakhiri pemutaran film dengan halus dan perlahan.

Demikianlah panduan menulis skenario film versi saya, sejauh ini saya masih terus mempelajari hal-hal seputar penulisan film,  dan ingin berbagi pengetahuan ini kepada banyak orang yang tertarik menekuninya.


0 komentar:

Posting Komentar